Aset Produktif Vs. Aset Konsumtif
191401060
Kom C
Di masa pandemi yang serba susah ini, aset menjadi salah satu kata yang paling sering kita dengar setelah mendengar kata resesi. Gejolak ekonomi yang surut akibat virus Corona mengubah pola konsumsi dan pengelolaan keuangan masyarakat di seluruh dunia. Oleh karena itu, untuk menghindari krisis yang kemungkinan akan datang, kita sebaiknya mulai untuk membuat strategi untuk mengelola aset yang kita punya ataupun yang akan kita beli.
Aset
menurut KBBI adalah sesuatu yang mempunyai nilai tukar atau modal atau kekayaan.
Sedangkan menurut pendapat ahli seperti Siregar,, “Aset adalah barang (thing)
atau sesuatu barang (anything) yang memiliki nilai guna atau ekonomi (economic
value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange
value) yang dimiliki oleh suatu badan usaha, instansi, atau perorangan.
Sebelum mengelola aset, kita harus dapat mengklasifikasikan jenis aset berdasarkan penggunaan. Berdasarkan penggunaan aset terbagi menjadi aset produktif dan aset konsumtif. Aset produktif merupakan aset yang dapat menghasilkan keuntungan yang nilainya dapat terus naik di masa yang akan datang. Aset produktif dapat berupa rumah, tanah, emas, saham, dan lainnya. Sedangkan aset konsumtif merupakan aset yang tidak akan memberikan keuntungan dan nilainya akan cenderung menurun seiring berjalannya waktu. Aset konsumtif dapat berupa kendaraan bermotor, tas, sepatu, pakaian, dan lainnya.
Jika
kita melihat definisi dari aset produktif dan juga aset konsumtif, setiap
barang yang kita pakai dapat menjadi aset konsumtif tergantung dengan tindakan
yang kita lakukan terhadap aset tersebut. Contoh pertama adalah kendaraan
bermotor, kendaraan bermotor hanya akan menjadi aset konsumtif jika hanya
digunakan untuk pemakaian pribadi, namun akan menjadi sebuah aset produktif
yang menghasilkan keuntungan jika kita memakai mobil untuk menadapatkan uang
seperti dijadikan taksi atau disewakan. Contoh lainnya adalah tas desainer yang
bernilai tinggi seperti merek Louis Vuitton, Chanel, Hermès, dan lainnya
akan menjadi aset produktif jika terus dirawat dengan baik.
Setelah kita dapat membedakan mana aset produktif dan aset konsumtif, kita dapat mendaftarkan aset yang kita punya sekarang. Berikut adalah aset yang dimiliki oleh penulis:
1. Laptop
Laptop yang saya miliki merupakan salah satu aset produktif penting yang saya punya, saya menggunakan laptop untuk pekerjaan sehari-hari saya sebagai mahasiswa ilmu komputer. Laptop ini adalah aset produktif yang paling penting bagi saya.
2. Smartphone
Saya belum menggunakan handphone saya untuk berbisnis, jadi dapat disimpulkan bahwa smartphone saya merupakan sebuah aset konsumtif bagi saya.
3. Tablet
Karena saya sering menggunakan tablet saya untuk menonton film dan membaca e-book IT di kala senggang, maka tablet saya merupakan aset produktif.
4. Printer
Selama ini saya hanya memakai printer untuk mem-print tugas kampus dan belum berbisnis menggunakan printer, dapat disimpulkan printer merupakan aset konsumtif karena tidak dapat menghasilkan keuntungan bagi saya.
5. Sepeda Motor
Sepeda motor merupakan aset konsumtif saya karena tidak pernah saya pakai selain untuk transportasi saya.
6. Komputer
Komputer ini mirip dengan laptop saya yang selalu saya pakai untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari saya sebagai mahasiswa.
7. Tas
Karena saya tidak pernah menggunakan tas selain untuk kuliah, tas akan saya kategorikan sebagai aset konsumtif
8. Sepatu olahraga
Sepatu olahraga merupakan salah satu aset produktif yang penting untuk saya, karena kesehatan suatu harta yang tidak ternilai bukan?
9. Tabungan
Sebagai mahasiswa, saya cenderung menggunakan tabungan saya sebagai sebuah aset yang konsumtif.
10. Investasi
Karena tabungan saya bersifat konsumtif, saya harus mengakali tabungan lain agar menjadi aset produktif, yaitu saya jadikan investasi berupa reksa dana.
11. Buku Pengembangan Diri
Sebagai mahasiswa, saya harus membaca banyak buku yang dapat menambah pengetahuan saya, dengan ini buku yang saya punya saya jadikan aset-aset produktif.
Walaupun aset konsumtif terlihat buruk, bukan tidak perlu untuk dibeli karena kita membeli suatu barang konsumtif untuk kebutuhan dan kepuasan. Oleh karena itu, kita harus menyeimbangkan kebutuhan dan kemauan.
Sebagai tambahan, saya akan
melampirkan quotes dari Warren Buffet:
“if you buy things you don’t need, soon you will have to sell things you need”
Komentar
Posting Komentar